Kisah Setangkai Bunga
Pada suatu hari, ada seorang anak lelaki kecil yang sedang bermain ke taman bunga. Disana ia melihat begitu banyak bunga-bunga indah yang ada di taman itu. Tiba-tiba matanya tertuju kepada setangkai bunga mawar yang ada di tengah-tengah taman itu.
Mawar itu berwarna merah. Entah apa yang membuatnya begitu tertarik dengan bunga itu. Di mata anak itu, bunga mawar itu sangat indah. Bunga mawar itu berwarna merah, dan tangkainya yang hijau. Lalu ia bermain-main di sekitar bunga mawar itu. Ia sangat menyukai suasana di sekitar bunga itu. Entah kenapa, ia merasa sangat nyaman dengan suasananya.
The Red Rose
Setiap hari, anak itu pergi mengunjungi bunga itu. Ia menyiraminya, dan merawatnya dengan penuh kasih. Ia membuat pagar dari ranting-ranting di sekelilingnya. Ketika hujan deras dan anak itu terkurung di rumah, ia memikirkan bunga itu dan berharap bunga itu tidak mati tersapu oleh hujan yang lebat. Ia juga bercerita kepada teman dekatnya, betapa senangnya hari-hari yang ia lalui bersama bunga itu.
Sampai suatu hari, terbersit dalam hati anak itu untuk memetik bunga mawar itu dan membawanya pulang. Ia ingin menikmati bunga itu untuk dirinya sendiri. Tapi ada satu hal yang mengganjal di hatinya. Bunga mawar itu belum mekar sepenuhnya. Ia bertanya pada Tuhan, “Tuhan, bolehkah aku memetiknya?”.
Teman dekatnya memperingatkan anak itu agar ia berhati-hati, dan jangan memetik bunga itu sebelum waktunya. Tuhan juga mengingatkan hal yang sama. Anak itu masih terlalu kecil, mungkin ia belum mengerti bagaimana cara merawat bunga itu dengan baik.
Tetapi keinginan itu begitu besar di hatinya. Akhirnya pada suatu hari yang cerah, anak itu pergi ke taman bunga. Sesampainya disana, ia langsung menuju ke tempat bunga mawar itu. Saat tangannya memegang tangkai bunga itu, tiba-tiba ia berteriak, “Aduh!”. Jari anak itu tertusuk duri yang ada di tangkai bunga mawar itu. Seketika itu, ia tersentak kaget dan tersadar.
Ia sadar, betapa egoisnya dia. Ia tidak membiarkan bunga itu bertumbuh sampai menjadi bunga mawar yang mekar sempurna. Ia ingin memetik bunga itu sebelum waktunya. Duri di tangkai bunga mawar itu telah menyadarkannya.
Akhirnya ia mengurungkan niatnya. Anak itu mengambil keputusan untuk memberi kesempatan kepada bunga itu untuk bertumbuh sampai sempurna. Walaupun mungkin sangat berat baginya untuk melupakan bunga itu, dan mungkin menyakiti hatinya. Tetapi ia mengerti, kalau ia mengasihi bunga itu, ia harus membiarkan bunga itu bertumbuh.
Mawar sempurna
Tuhan menciptakan segala sesuatu indah pada waktunya. Ada waktu untuk bersedih, dan ada waktu untuk bersukacita. Ada waktu untuk menangis, dan ada waktu untuk tertawa. Ada waktu dimana kita bisa bermain sepanjang hari tanpa mengkhawatirkan apapun, dan ada waktu dimana kita harus belajar dengan giat untuk pendidikan kita. Ada waktu dimana kita harus memberikan ide dan keahlian kita kepada pekerjaan kita, dan ada waktu dimana kita harus bisa mengatur hidup kita sebaik mungkin karena tanggung jawab sebagai kepala keluarga atau ibu rumah tangga. Tuhan ingin setiap kita menikmati masa-masa yang indah yang Ia berikan pada hari ini. Nikmati setiap detik yang kita lalui hari ini, karena waktu tak akan pernah berjalan mundur.
Waktu tidak berjalan maju, ia berlari maju! Tanpa terasa, umur kita bertambah tua, tanggung jawab kita semakin bertambah berat. Waktu terus berlari meninggalkan kita, bahkan disaat kita tidak menyadarinya.
Hari esok memiliki kesusahannya sendiri, jadi hiduplah di hari ini, bukan di hari esok atau di hari kemarin. Masa muda hanya sekali seumur hidup. Masa single adalah masa yang paling menyenangkan untuk dilalui bersama sahabat-sahabat dan teman- teman dekat kita.
Ada orang yang bilang “Singleness is a gift!”. Yup, dia benar. Tak banyak orang yang menikmati masa-masa single mereka, bahkan ada beberapa yang tak sempat merasakan masa-masa single. Mereka terlalu cepat memiliki pasangan lalu menikah. Tiba-tiba hidupnya sudah dipusingkan oleh pernikahan, anak, keluarga, keuangan, dll. Izinkanlah bunga mawar dalam hidupmu itu bertumbuh sampai sempurna kalau kau ingin memetiknya. Bunga mawar itu bisa berupa karaktermu, mentalmu, pendidikanmu, pekerjaanmu, keuanganmu, hubunganmu dengan Tuhan, atau orang yang paling kau kasihi.
Hari ini, setangkai bunga mawar telah menyadarkanku. Aku masih seorang manusia yang tak luput dari kesalahan. Bahkan masih mungkin untuk terjatuh ke lubang yang sama kedua kalinya.
di ambil dari :
Posted on January 24th, 2009 by renza
Tidak ada komentar:
Posting Komentar